Ada satu kejadian besar yang belum sempat aku tulis di blog ini. Dan malam ini aku sudah berniat untuk menuliskannya di blog :) Ya walaupun kisahku ini sudah pernah aku ikutkan dalam sebuah lomba. Yang mau menengok dan berkenan membaca bisa dibuka di --> http://www.hijabware.com/berbeda-negeri-ilha-formosa/
Yak, kisahku ini adalah kisah tentang pengalamanku Research Exchange ke Chang Gung University, Taiwan, bulan Juli lalu. Kalo di lomba kemaren aku menuliskannya secara garis besar aja. Jadi di blog ini aku mau cerita lebih banyaaakk :)
Program pertukaran mahasiswa di kampusku diwadahi oleh MMSA, lebih tepatnya di 2 sco yaitu SECO dan RECO. SECO lebih ke professional exchange, semacam koas di luar negeri gitu, tapi berangkatnya masih tahun ketiga. Nah kalo di RECO, itu semacam riset, research exchange gitu lho, dan berangkat di tahun kedua. Banyak yang bilang lebih baik yang SECO aja soalnya kan tahun ketiga, uda lumayan ada pengalaman belajar di kedokteran gitu. Tapi aku tetep pengen nyoba, jadi aku daftar yang RECO.
Alhamdulillah, diterima di Taiwan. Dan aku memilih judulnya Endothelial
Dysfunction: Protective Role of Estrogen. Semacam cardiovascular system gitu. Aku sempet bimbang sebenernya soalnya aku belum belajar tentang itu, tapi yasudahlah tetap melaju sajalah hehe.
Persiapannya lumayan lama. Aku yang belum pernah sekalipun naik pesawat, jadi super deg-degan. Gak bisa ngebayangin aku nanti di bandara gimana, salah pesawat jangan-jangan -___- Tapi yauda daripada takut terus, aku pun segera mengurus administrasi seperti passport, visa, dan tiket pulang pergi pesawat.
FYI, ini biaya sendiri lho. Kalo di total, 16 juta kurang. Cukup murah lho. Aku sebulan selama disana. Alhamdulillah, kemaren dapet beasiswa umum UMY, total 4.200.000. Dan pas sampe Taiwan dapet uang saku sekitar sejuta dari Universitasnya. Walaupun gak menutup biaya total, tapi Alhamdulillah bisa dapet bantuan.
Sekitar 2 bulan berangkat, aku sudah dihubungi oleh my contact person. Namanya Henry dan Emma. Ah, mereka baik sekali. Bahkan mereka sudah me-list lokasi-lokasi pariwisata di Taiwan yang bisa aku kunjungi hehe.
Setelah semua persiapan beres dan ujian pun beres, aku langsung deh ke madiun. Dari madiun, aku diantar Mama, Papa, dan Rafi ke Jakarta. Sesampai di Jakarta, jalan-jalan dulu ke Dufan hehe. Besok pagi-pagi langsung bertolak ke Bandara. Dan saya pun cium peluk Mama, Papa, Rafi terus dadadada, and then memantapkan hati memasuki pintu masuk pemeriksaan. Deg-degan coy.
Secara aku belum pernah namanya naik pesawat, jadi ada perasaan takut kalo keliatan bego aja. Aku single fighter tanpa teman T.T Yah tapi harus dijalani juga.
Semua pemeriksaan sudah selesai. Lama banget >.< Kirain cuma satu dua kali, eh ada 5 kali apa ya. And finally, setelah pesawat delayed cukup lama, saya pun berangkat :')
MABOK!
Yayayaya, saya pun muntah-muntah dan pusing. Bukannya nikmatin perjalanan malah sakit. Gak bisa tidur pula. 5 jam dilalui dengan pusing dan mual. Tapi akhirnya, sampailah di Taiwan.
Petualangan pun dimulai kawan-kawan. Hari pertama diajak keliling kampus, diajak ke kantin, dikasih tau mana makanan yang babi gitu. Yang aku kagetnya, jarak antara dorm (asrama) dengan gedung tempat aku meniliti, itu harus naik tangga yang tingginya men, subhanallah sekali. Dan aku selama sebulan disana kan puasa, waduh, alamat gak kuat ini huhuhu. Tapi CP ku memang baik. Akhirnya aku pindah dorm deh. Aku dipindah di dorm yang dekat dengan gedungnya hehe.
Kemudian agenda selanjutnya kenalan sama Profesor tempat aku nanti penelitian. Wow, baiknyaaaaa beliau ini. Aku pun diberi beberapa paper untuk dibaca.
Yah penelitian di lab menyenangkan :) Aku diajari oleh 2 asisten lab bernama Wendy dan Winni. Diajarin bedah tikus bok. Wow, menguatkan diri >.< Kalo pengen lebih tahu bagaimana penelitiannya, bisa dibuka di blog kedokteranku yang kategori "Research Exchange" ya --> http://medicalstudentnotes.wordpress.com/
Selain mengajariku di lab, Wendy dan Winni juga mengajakku jalan-jalan. Yang lebih sering itu si Wendy. Kami deket bangett ngettt. Sering banget Wendy waktu malem dateng ke kamar dan kita ngobrol sampe jam 2 pagi.
Jalan-jalannya tentunya juga sama CP ku. Aku lebih seringnya sama si Emma. Makasih banget sama dia, soalnya dia sampe mau nganterin dan nungguin aku buka puasa dan sholat teraweh di masjid besar di Taipei. Keren kan dia :D
Kalo ngomong tentang jalan-jalan, gak ada habisnya. Banyak banget lokasi yang dikunjungi. Setuju deh kalo Taiwan disebut dengan Ilha Formosa (Beautiful Island). Soalnya emang keren. Kalo tempat-tempat yang aku kunjungi ada night market, maokong bondola, bonbin, museum, kesenian tradisional Cina, Taipei 101, dan yang lainnya lupa namanya hehe.
Oh ya, pengalaman yang sangat tak bisa dilupakan adalah tentang Islam. Disana kan mayoritas nonmuslim kan ya. Otomatis jilbab yang aku pake ini menjadi hal "aneh" bagi mereka. Aku sering banget lho, pas jalan, tiba-tiba diajak ngomong sama orang sana pake bahasa Mandarin yang aku gak ngerti. Mereka tetep nerocos aja dan aku terdiam terpaku. Kata CP ku si mereka heran kenapa kok aku bisa tahan dengan pake baju tertutup gitu padahal saat itu lagi musim panas. Bahkan salah satu temen dari Portugal bilang, "Wah sepertinya aku bisa mati kalo pake itu."
Memang, aku sering sekali ditanyai kenapa aku memakai jilbab. Kenapa aku harus berpuasa. Lalu kenapa aku menolak makan babi. Dan kenapa pula aku harus sholat lima waktu dalam sehari. Mungkin mereka heran, karena bahkan aku memaksa sholat di gudang waktu jalan-jalan di bonbin. Sebisa mungkin aku menjawabnya dengan simple dan mudah dimengerti. Dan semoga mereka memang mengerti.
Kalo tentang jilbab, babi, dan sholat, tentunya banyak jawaban untuk menjawan pertanyaan mereka tentang itu. Tapi, disana aku sempat berdiskusi dengan teman Wendy yang penganut Kristen taat. Wah, kami bahkan sampai membahas tentang Tuhan. Sungguh, aku tidak berniat berdiskusi hal berat semacam itu. Aku takut tidak memberi jawaban yang memuaskan. Ilmuku cethek banget. Namun, mereka tetap menanyakannya. Dan jika tidak aku jawab, malah menyudutkan aku. Jadi, aku berusaha menjawab dengan baik.
Jujur, setelah diskusi selama 2 jam itu, aku menangis saat di bis perjalanan pulang. Aku takut jawabanku salah, aku takut mereka malah tidak paham dan parahnya bisa salah paham dengan Islam. Aku pun langsung membuka Al-Qur'an yang ada di HPku, aku baca terjemahan secara acak. Dan aku menemukan beberapa ayat yang membuatku sedikit tenang bahwa jawaban yang aku berikan tidak salah. Aku screenshot waktu itu, ini dia :
Esoknya pun, aku menonton video youtube yang membicarakan tentang Tuhan. Tentang seorang mualaf yang berdakwah dan mengajak orang lain untuk beriman pada Allah Swt. Dan aku bersyukur, ucapanku tidak bertentangan dengan video yang aku liat itu.
Tapi kebenaran semuanya hanya Allah yang tahu. Jika ada yang salah, semoga Allah memaafkanku. Tidak hanya tentang ucapanku, tapi juga makanan yang aku makan disana. Walau aku sudah berusaha menghindari makanan haram disana, tapi cuma Allah yang bisa menjamin bahwa makanan yang aku makan disana halal.
Yap, itu kisahku. Sebulan pun berlalu. Malam sebelum pulang, Wendy mengetuk pintu kamarku dan mengucapkan kata perpisahan. Esok pagi dia tak bisa mengantarku ke bandara karena dia sendiri harus pulang kampung. Dan yang dia berikan padaku adalah, CD lagu-lagu gereja. Aku sampai sekarang masih bingung mau aku apakan ini kasetnya hehe.
Dan waktu pulang, Henry, Emma, Wendy, dan Winni menulis sebuah surat. Yang buat aku terharu, mereka semua mengatakan bahwa mereka senang bisa mengenal Islam. Dan terakhir, ada kenang-kenangan berupa keyring (gantungan kunci) berbentuk kerang. Katanya, kerang adalah simbol persahabatan.
Daaannn, sampai jumpa Taiwan ❤ Kamu memberikan banyak sekali pengalaman dan hikmah hidup padaku. Terima kasih Allah telah memberikan kesempatan yang luar biasa ini.