Kamis, 15 Desember 2011

Merajut Mimpi


Aku sering membicarakanmu bersama Tuhan, menceritakan pada-Nya betapa hatiku berdebar begitu keras jika bertemu denganmu, menangis pada-Nya jika melihatmu bersama seseorang yang lain..

Aku sering menebak sesuatu saat aku berdua dengan-Nya, bertanya pada-Nya benarkah ini semua, kemudian aku tenggelam pada larut air mata berharap memang kaulah yang dipihkan-Nya untukku pada saatnya..

Tapi aku tak tahu kapan waktunya tiba..
DIA memang romantis dan suka memberi kejutan..
Maka disinilah sekarang aku sedang merajut mimpi,
menuju sebuah pintu ibadah yang diridhoi-Nya,
bersamamu nantinya..

Kamis, 24 November 2011

KISAH CINTA TERINDAH SITI FATIMAH DENGAN ALI BIN ABI THALIB

Ali Bin Abi talib waktu itu ingin melamar Fatimah, putri nabi Muhammad SAW. Tapi karena dia tidak mempunyai uang untuk membeli mahar, maka ia membatalkan niat itu. Ali segera berhijrah untuk bekerja dan mengumpulkan uang. Pada saat Ali sedang bekerja keras, ia mendengar kabar kalau Abu Bakar ternyata melamar Fatimah. Ternyata wanita yang sudah dia inginkan dilamar oleh seseorang yang ilmu agama nya lebih hebat dari dia. Tetapii Ali tetap bekerja dengan giat.

Lalu setelah beberapa lama Ali mendengar kabar kalau lamaran Abu Bakar kepada Fatimah ditolak. Ali terpegun dan sedikit bergembira tentunya, kata Ali “Waah, saya masih punya kesempatan.”
Setelah mendengar khabar itu, Ali bekerja lebih giat lagi agar cepat mengumpulkan uang dan segera melamar Fatimah. Tapi tak lama setelah itu, Ali mendengar khabar kalau Umar Bin Khatab melamar Fatimah. Wah, sekali lagi Ali mendahulukan orang lain, bagaimana perasaanya? Tapi tak berapa lama Ali mendengar kalau lamaran Umar bin Khatab ditolak. betapa senangnya Ali, mendengar kabar itu.

Tapi tak lama kesenangan itu kembali pudar karena terdengar kabar lagi, ternyata Usman bin Affan melamar Fatimah. Ini sudah yang ketiga kalinya, kata Ali “Mungkin kali ini diterima. Kalaulah Usman tidak melamar Fatimah secepat ini, InsyaAllah tidak lama lagi saya akan melamar Fatimah, tapi , apa hendak dikata..

Dan sekali lagi, tidak berapa lama dari itu, kabar ditolaknya lamaran Usman bin Affan pun terdengar lagi, betapa bahagianya Ali. Semangat Ali untuk melamar Fatimah pun berkobar dan semangat itu didukung oleh sahabat-sahabat Ali. Kata sahabat nya “pergilah Ali, lamar Fatimah sekarang, tunggu apa lagi? kamu kan sudah bekerja keras selama ini, kamu juga sudah mengumpulkan harta dan cukup untuk membeli mahar. Tunggu apa lagi? Tunggu yang ke4 kalinya? Baik cepat!”

Dengan segera Ali memeberanikan diri untuk menghadap ke Nabi Muhammad S.W.T dengan tujuan melamar Fatimah, dan apakah jawabannya? LAMARANNYA DITERIMA!

Oh rupanya : ternyata memang dari dulu Fatimah sudah mempunyai perasaan dengan Ali dan menunggu Ali untuk melamarnya. Begitu juga dengan Ali, dari dulu dia juga sudah mempunyai perasaan dengan Fatimah,. Tapi mereka berdua sabar menyembunyikan perasaan itu sampai saat nya tiba, sampai saatnya ijab Kabul disahkan . Wah..wah.. mereka hebat yaaa :) Walaupun Ali sudah merasakan kekecewaan 3 kali mendahulukan orang lain, akhirnya kekecewaan itu terbayar juga.
--------------------------------------------------------------------------------
Dan ’Ali pun menikahi Fathimah.
Dengan menggadaikan baju besinya.
Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan sahabat2nya tapi Nabi berkeras agar ia membayar bakinya
Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah.
Dengan keberanian untuk menikah.
Sekarang.
Bukan janji-janji.

“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”
Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Seperti ’Ali.
Ia mempersilakan.
Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi,
Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah), Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”
-------------------------------------------------------------------------------
"Jika kamu memelihara dirimu daripada sesuatu perkara yang haram kerana Allah diatas wanita kesukaanmu kerana banyak bersabar,
insyaAllah hanya dengan izin Allah akan menghalalkannya kepadamu atas kesabaranmu kerana Allah"



Source : http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=200506093359026

Selasa, 22 November 2011

Peringatan buat Hati

"Jadi, maukah kamu kuajak ke suatu tempat?"

"Ke tempat tersunyi dan terbersih di dekat kita masing-masing, lalu bentangkan sajadah di sana, lalu kita hadapkan hati kita pada Tuhan kita seraya mengucapkan dengan penuh ketulusan, 'Allahummaghfirli dzunubi'.”

"Ya Allah jauhkanlah dari hamba segala apa yang tidak halal dan belum halal bagi hamba, dan halalkanlah bagi hamba seseorang dengan caramu yang halal."

"Dan jadikanlah hamba ini menjadi hamba-Mu, bukan hamba makhluk-Mu, bukan pula hamba dunia-Mu"

"Sekotor apapun hati hamba saat ini, sesungguhnya hamba ingin dekat pada-Mu, maka tolonglah hamba"

"Ya Tuhanku yang memiliki aku, sesungguhnya aku takut jauh dari-Mu, tunjukilah aku jalan untuk kembali dekat pada-Mu."

"Dan Surga itu takpantas bagiku, namun aku takmampu merasakan neraka-Mu, maka kemana lagi aku harus berharap ya Allah?"

"Jadikanlah aku imam yang baik dalam keluargaku, dan tunjukilah kepadaku makmum yang baik, aamiin"

November 22, 2011 10:44 PM

Di atas adalah serangkaian sms dari seorang sahabat, yang ngena dan nyindir banget.. T.T
Jadi sadar akan lemahnya diri, akan jauhnya aku dari Tuhanku.. T.T
Ya Allah ampuni aku.. T.T

Minggu, 13 November 2011

Tentang Dia

Tak ingatkah bahwa kau pernah bertanya pada DIA tentang dia..
Lupakah kau yang pernah meminta DIA menjauhkan dia,
bila dia bukan untukmu..

Dan jika memang dia semakin jauh, mungkin ini petunjuk dari DIA..
Belajarlah kembali menjalani hari dengan sendiri seperti sedia kala..
Belajarlah menerima dengan redha dan lapang dada.. 

Karena aturan Allah lebih indah dan baik dari yang disangka..

Maka ingatlah selalu..
Semua hanya boleh berlaku dengan izin dan redha-NYA..
Bila memang bukan namanya yang tertulis dalam rencana-NYA,
maka, biarlah DIA menjarakkan dia dari dirimu :’)

Source : http://tersenyum-melihat-langit.tumblr.com/

(Dengan editan sana-sini, disesuaikan dengan isi hati yang sedang galau :')

Selasa, 25 Oktober 2011

Anggaplah Aku Satu dari Seribu

Anggaplah aku satu dari seribu.

Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, aku hanya bisa tersenyum seraya menunduk kepadamu, bergurau dengan canda tawa di hadapanmu demi menutupi wajahku yang merona merah…menutupi diriku yang sesungguhnya sangat salah tingkah ketika bersamamu.

Anggaplah aku satu dari seribu.

Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, aku hanya bisa mengirimkan beberapa sms semangat, yang kemudian kuhentikan karena merasa ada yang tidak benar dengan mengirimkan sms-sms itu…sejujurnya jari-jariku ini terasa gatal tiap kali aku membuka kontak di ponselku dan melihat namamu ada di dalamnya.

Anggaplah aku satu dari seribu.

Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, semakin hari aku semakin takut berada di dekatmu, aku menahan diriku agar dapat sejarang mungkin berkomunikasi denganmu…kemudian aku perlahan menjauh, ketika hatiku mulai bergemuruh hanya dengan melihat sosokmu, ketika mataku senantiasa menemukan dirimu, tak peduli ada berapa banyak orang di sekitar kita, tak peduli seberapa jauh jarak antara aku dan kamu.

Anggaplah aku satu dari seribu.

Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, aku mulai gelisah…dan aku mulai menceritakan tentangmu kepada Sang Pembolak-balik hati, kutitipkan hati dan harapanku kepadaNya…lalu kusebutkan namamu di tiap do’a dalam sujud-sujudku, dan tak ada satupun do’a yang memohonkan agar aku bisa memilikimu, semua do’aku tiada lain senantiasa dan selalu…agar kamu menemukan kebahagiaan dalam hidupmu.

Dengan cara itulah aku mencintaimu.

Source : http://therayofhopeandprayer.tumblr.com/post/10133154991

Kamis, 13 Oktober 2011

Let it Go

Ada yang berkata
Jika rasa terlanjur terbuka
Bersiap-siaplah untuk terluka
Karena cinta tak selalu bercerita tentang bahagia

Ada pula yang menyeru
Hati-hati dengan rindu
Bisa saja itu khayalan yang menipu
Dan kau pun terhempas begitu jauh

Sekarang jangan kau resah wahai hati
Diam saja disitu, bersembunyi
Tutup celahnya hati-hati
Ingatlah hatimu berada di antara 2 jari Ar-Rahman*
Bila Ia mau akan dilontarkan bayangannya jauh ke dada langit
Atau hilang bersama senja dan merah
Diantara persimpangan jalan yang terbentang

Serahkan semuanya pada Yang Maha Membolak-balikkan hati
Ingat firman-Nya yang hakiki,
"Apa yang disisimu akan lenyap, dan apa yang ada disisi Allah adalah kekal."**


*HR. Muslim
** QS. An-Nahl : 96

Minggu, 04 September 2011

The Ungiven Letter ♥


Teruntuk lelakiku
Siapapun kamu
Dan entah kapan kita bertemu

Aku tahu kita sama-sama tak tahu
Bahwa sebenarnya kita itu satu
Pada ruang masa di masa depan,
yang keberadaannya belum tersentuh

Teruntuk lelakiku, siapapun kamu
Yang belum kutahu dimana sosokmu
Aku ingin menjadi istimewa di hadapan-Nya dan bagimu nantinya
Maka hanya perbaikan diri yang mampu kulakukan jua
Walaupun sungguh tak sempurna kumenjalankannya
Walau sungguh tertatih aku melakukannya

Walau kita sama-sama tak tahu
Semoga saat ini dalam doalah kita terhubung

"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhan-mu,"
QS. At-Tur : 48

Sabtu, 03 September 2011

SEBUAH SURAT UNTUK DOKTER DAN MAHASISWA KEDOKTERAN

Rekan sejawat yang terhormat,
Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, maka segeralah kemasi barang-barang Anda.
Mungkin fakultas ekonomi lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiah. Daripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para wanita. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya.

Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan.

Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat tampan dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “jangan menangis lagi, pak, Insya Allah saya bantu pembayarannya.”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama oom dokter?”

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tapi ridha Allah lah yang senantiasa kita perjuangkan.

Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada…


NB :
Ini bukan provokasi untuk menjadi dokter miskin, bukan juga mengatakan bahwa dokter tidak perlu penghormatan atau hal-hal duniawi lainnya. Tulisan ini hanya sekadar sebuah nasihat untuk diri sendiri dan rekan sejawat semua untuk meluruskan kembali niat kita dalam menjadi seorang dokter. Karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Silakan menjadi kaya, silakan menjadi terhormat, asal jangan itu yang menjadi tujuan kita. Dokter terlalu rendah jika diniatkan hanya untuk keuntungan duniawi semata. Mungkin akan sangat susah untuk menggenggam erat idealisme ini nantinya. Namun saya yakin, jika ada kemauan yang kuat dan niat yang tepat, idealisme ini akan terbawa sampai mati. Walaupun harus sendirian dalam memperjuangkannya, walaupun banyak yang mencemooh dan merendahkan. Saya yakin, Allah tidak akan pernah salah menilai setiap usaha dan perjuangan hamba-hamba-Nya. Tidak akan pernah.


Aditya Putra Priyahita,
seorang yang sangat merindukan sebuah reuni anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di surga nanti

Source :http://adityasaja.blogspot.com/2009/11/sebuah-surat-untuk-dokter-dan-mahasiswa.html#comment-form

Kamis, 01 September 2011

Polemik 1 Syawwal 1432 H : Jiddan Kompasiana Harus Minta Maaf!

Jakarta (Arrahmah.com) – Sebuah tulisan tentang pengumumam Idul Fitri 1432 Hijriyyah di Saudi Arabia yang dimuat di blog kompas (Kompasiana) edisi Kamis, 1 September 2011 M, cukup menggelitik perhatian sebagian pembaca. Seorang penulis dengan memakai inisial ‘Jiddan’ menurunkan judul seru, ‘Saudi Arabia: 1 Syawal Adalah Rabu 31 Agustus 2011’. Seperti judulnya, isi tulisan itu juga mengagetkan. Berikut petikannya.
Pengumuman mengejutkan dari badan astronomi setempat yang sebelumnya memberi kabar kepada pemerintah Saudi bahwa mereka telah melihat hilal sehingga kemudian pemerintah memutuskan Idul Fitri jatuh pada Selasa 30 Agustus 2011, namun ternyata kemungkinan yang dilihat pada tanggal 29 Agustus tersebut bukanlah bulan tapi benda angkasa lain yang kemudian diyakini sebuah fenomena planet Saturnus yang beberapa tahun yang lalupun pernah terjadi fenomena semacam itu yaitu fenomena merkurius.”
Kesalahanfahaman atas sebuah keputusan1 syawal kemarin dimungkinkan karena pemerintah mengacu dari berita yang disampaikan badan astronomi yang ditunjuk untuk mengamati hilal awal bulan syawal, dan kenyataanya yang mereka lihat bukanlah hilal tapi benda angkasa lain yang diperkirakan adalah planet saturnus dan kesalahan ini kabarnya telah diumumkan baik via media cetak maupun elektronik , pemerintah Saudi sendiri konon telah membayar kafarat untuk masalah ini kurang lebih sebesar 1 milyar real.”
Tulisan itu menyertakan dua buah foto yang diambil dari sebuah blog di Saudi, Emiliat, untuk meyakinkan kebenaran isi tulisannya. Hari raya Idul Fitri 1432 H di Indonesia dan Arab Saudi serta seluruh bagian dunia lainnya bagaimanapun juga telah berlalu, baik kaum muslimin merayakannya pada hari Selasa (30 Agustus) maupun Rabu (31 Agustus). Dengan begitu, perdebatan apapun setelah itu tidak akan merubah kenyataan yang telah terjadi. Dari aspek ini, perdebatan seputar penetapan 1 Syawal 1432 H tidak banyak manfaatnya.
Hanya saja di sini kita hendak menguji kejujuran dan obyektifitas berita yang ditulis dalam Kompasiana di atas. Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui oleh para pembaca sehubungan dengan berita dalam tulisan di Kompasiana tersebut:
Pertama, Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah (2): 185) dan hadits-hadits shahih menegaskan bahwa dasar penetapan awal dan akhir shaum Ramadhan adalah ru’yatul hilal (melihat bulan sabit), bukan perhitungan ilmu hisab (ilmu falak atau astronomi). Dalam hal ini, pemerintah Arab Saudi melalui mentri urusan wakaf, dakwah, dan irsyad dan majelis ulama senior telah melakukan ru’yatul hilal pada hari Senin, 29 Agustus, di berbagai tepat di wilayah Saudi. Pada hari yang sama, para pakar falak (astronomi) Saudi juga melakukan ru’yah hilal.

Hasilnya, hilal terlihat oleh para saksi mata yaitu para ulama (dosen/ulama dari berbagai universitas Islam, ulama utusan Departemen urusan wakaf, anggota Majelis ulama senior, dan utusan masyarakat) dan beberapa lembaga astronomi (jam’iyah falakiyah) di daerah pengamatan hilal di Arab Saudi wilayah Tengah. Para saksi lalu memberikan kesaksian dan disumpah di beberapa mahkamah syari’ah (pengadilan agama). Berdasar keterangan para saksi yang telah memenuhi syarat tersebut, maka departemen urusan wakaf, dakwah, dan irsyad menetapkan hari Idul Fitri 1432 H jatuh pada hari Selasa, 30 Agustus 2011.

Kedua, ada satu badan astronomi di Arab Saudi yang membuat pernyataan pada hari Selasa, 30 Agustus, bahwa hari idul fithri jatuh pada hari Rabu, 31 Agustus. Alasannya, menurut perhitungan ilmu falak yang cermat, hilal (bulan sabit) tidak mungkin bisa dilihat karena tidak memenuhi syarat. Badan astronomi tersebut adalah Jam’iyah Falakiyah Jedah yang diketuai oleh Ir. Majid Abu Zahirah. Pernyataannya dimuat oleh blog Emiliat dan situs islamtoday.net, lalu dikutip secara sepotong-sepotong oleh penulis ‘Jiddan’ di blog Kompasiana di atas. Badan astronomi Jedah menyatakan bahwa hilal tidak mungkin bisa dilihat dengan mata telanjang kecuali apabila memenuhi empat syarat:
  1. Umurnya saat tenggelam minimal 14 jam.
  2. Jaraknya dari matahari minimal 8 derajat di langit.
  3. Bulan terbenam lebih lambat dari terbenamnya matahari minimal 29 menit.
  4. Besarnya permukaan bulan yang bersinar minimal 1 derajat.
Badan astronomi Jedah menegaskan bahwa beberapa teleskop dan tempat pengamatan benda langit tidak bisa melihat bulan pada hari Senin petang tersebut. Maka badan astronomi Jedah menyimpulkan, apa yang dilihat oleh para saksi (ulama dan lembaga astronomi lainnya) tersebut bukanlah bulan sabit, melainkan planet Saturnus.

Kesimpulan badan astronomi Jedah tersebut bukanlah kesimpulan seluruh badan astronomi di Saudi. Sebab, terbukti badan-badan astronomi lainnya mampu melihat hilal dari Arab Saudi bagian tengah. Hal mana juga dikuatkan oleh para saksi mata dari kalangan ulama dan mayarakat. Ketidak mampuan badan astronomi Jedah yang tidak mampu melihat hilal di Saudi bagian barat bukanlah alasan yang kuat dan sah untuk menolak kesaksian seluruh badan astronomi lainnya yang melihat hilal di Saudi bagian tengah. Maka di sini berlaku kaedah syariat, al-itsbat muuqaddam ‘ala an-nafyi, penetapan didahulukan atas peniadaan. Orang yang tidak melihat hilal tidaklah bisa membatalkan kesaksian orang-orang lain yang bisa melihat hilal.

Ketiga, pendapat dan pengamatan badan astronomi Jedah tersebut telah bertolak belakang dengan hasil pengamatan badan-badan astronomi lainnya di Saudi. Artikel di blog Emiliat bukan saja memuat pernyataan resmi badan astronomi Jedah yang mengklaim hilal mustahil dilihat pada Senin petang. Di akhir artikel tersebut, blog Emiliat juga mengutip pernyataan seorang ulama besar Saudi, syaikh Nabil Al-Iwadhi; “Apa yang dikatakan tentang kesalahan hari raya iid itu tidak lain hanyalah perdebatan ilmiah di antara para pakar ilmu falak (astronom).Kesaksian para saksi yang adil bahwa mereka telah melihat hilal sudah merupakan bukti bagi kita atas kebenaran berbuka puasa (hari iid) kita, sebagaimana sabda Nabi SAW:
Berpuasalah kalian karena kalian telah melihatnya dan berbukalah kalian karena kalian telah melihatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sayangnya, untuk ‘tujuan tertentu’, tulisan syaikh Nabil Al-Iwadhi tersebut tidak disebutkan sama sekali dalam tulisan di Kompasiana di atas.

Keempat, Banyak pakar astronomi dan badan astronomi yang menegaskan hilal Syawal 1432 H sangat mungkin terlihat berdasar perhitungan ilmu falak (astronomi) yang cermat. Seorang pakar astronomi Saudi, Khalid Az-Zu’aq, mengkritik pernyataan aneh badan astronomi Jedah tersebut. Di laman alarabiya.net, edisi Rabu 31 Agustus, ia menulis: “Negara Saudi memiliki kalender resmi yang disusun oleh para ulama syariat dan para pakar astronomi. Kalender resmi itu diakui bersama. Kenapa baru sekarang meributkan (hal ini)? Hasil apa yang bisa dipetik dari keributan ini? Kenapa harus membingungkan kaum muslimin?”
Betul. Kalender Saudi disusun sebagai hasil kerjasama para ulama dan pakar astronomi. Dari awal Januari sampai pertengahan Agustus tidak ada satu protes dan kritikan pun terhadapnya, lantas Padahal dalam kalender juga telah ditulis perkiraan awal Ramadhan dan awal Syawal. Kenapa kini tiba-tiba badan astronomi Jedah menggugatnya? Khusus berkenaan dengan hilal Syawal? Kenapa tidak mengkritik perhitungan kalender tersebut sejak awal tahun kalau memang kalender itu keliru? Kenapa badan-badan astronomi propinsi lainnya tidak mengkritiknya?
Kaum muslimin di Saudi tentu saja lebih memegangi pengumuman resmi departemen wakaf, dakwah, dan irsyad yang menyatakan hilal terlihat pada Senin petang sehingga hari Selasa adalah hari idul fithri. Sebab, kaum muslimin di sana mengenal kaedah syariat: qaulul imam yarfa’ul khilaf, yaitu pendapat pemimpin meniadakan perbedaan pendapat. Pakar astronomi Saudi, Khalid Az-Zu’aq menambahkan, “Setelah adanya ru’yah yang benar sesuai syariah dan syarat-syarat telah terpenuhi pada diri saksi, maka tidak ada tempat lagi untuk meributkan hal ini.”

Kelima, perhitungan cermat para pakar astronomi, walau bagaimanapun bersifat subyektif. Ada peluang terjadinya perbedaan perhitungan di antara sesama pakar astronomi sendiri. Contoh nyata, jika badan astronomi Jedah menyatakan secara ilmu astronomi hilal Syawal 1432 H tidak mungkin terlihat. Bukankah pakar dan badan astronomi lainnya menyatakan sebaliknya? Ormas Islam Muhammadiyah di Indonesia menetapkan 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari Selasa juga berdasar ilmu hisab.

Prof. Dr. Sofjan Siregar, MA dari De Nederlandse Raad voor Ifta (Dewan Fatwa Negeri Belanda),sebagaimana ditulis oleh detik.com edisi Selasa, 30 Agustus mengatakan: “”Memperhatikan ketelitian perhitungan astronomi saat ini, kita dapat mengetahui dengan eksak mengenai kapan konjungsi geosentris terjadi dan kapan eksistensi hilal,” terang Sofjan. Konjungsi ini, Senin (29 Ramadan 1432 H) atau 29/8/2011 terjadi di pagi hari. Jadi ada peluang besar untuk melihat hilal pada tempat-tempat berbeda di seluruh dunia. Misalnya di Indonesia, ketinggian hilal kira-kira 2 derajat di atas ufuk (horizon). Itu berarti bahwa di negara-negara sebelah Barat Indonesia posisi hilal lebih besar.

Jadi, secara ilmu astronomi pun, sangat mungkin sekali hilal terlihat di Indonesia. Apalagi di Arab Saudi yang berada ribuan kilometer di sebelah barat Indonesia.

Keenam, dasar beragama kaum muslimin adalah Al-Qur’an dan hadits shahih. Penetapan awal Ramadhan dan awal Syawal adalah masalah ibadah, yang dasarnya bukan perhitungan ilmu astronomi (ilmu falak atau hisab). Dasar penetapannya adalah ru’yah hilal. Ketika terjadi perbedaan pendapat, maka solusinya dikembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah (hadits shahih), bukan kepada ahli/badan astronomi.
Jika ada para saksi mata yang bersaksi dan bersumpah di hadapan para ulama bahwa mereka telah melihat hilal. Lalu ada orang-orang (badan astronomi atau astronom atau siapa pun orangnya) menyatakan mereka tidak melihat hilal. Pendapat manakah yang diambil? Bertanyalah kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Maka Al-Qur’an menjawab, “Barangsiapa di antara kalian menyaksikan bulan, maka hendaklah ia berpuasa…” (QS. Al-Baqarah (2): 185)

Maka hadits Nabi SAW memberi panduan:
Dari Ibnu Abbas RA bahwasanya ada seorang Arab badui datang kepada Nabi SAW dan berkata: “Sesungguhnya aku telah melihat hilal.” Nabi SAW bertanya, “Apakah engkau bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah?” Ia menjawab, “Ya.” Nabi SAW bertanya lagi, “Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah?” Maka Nabi SAW bersabda, “Wahai Bilal, umumkanlah kepada masyarakat bahwa mereka harus berpuasa besok hari.” (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Ibnu Khuzaimah. Dinyatakan shahih oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)

Lihatlah! Seorang Arab badui bersaksi meihat hilal, setelah diklarifikasi dan terbukti ia seorang muslim yang berakal sehat, telah baligh, dan shalih tidak fasik, maka Nabi SAW menerima kesaksiannya.

Dari sini imam Abu Tsaur dan Ibnu Hazm Azh-Zhahiri menyatakan kesaksian seorang saksi yang beragama Islam, berakal sehat, berusia baligh dan shalih tidak fasik sudah sah untuk menetapkan awal Ramadhan dan awal Syawal.

Adapun mayoritas ulama termasuk imam Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad menyatakan khusus untuk penetapan awal Syawal harus minimal dua saksi yang muslim, berakal sehat, usia baligh, dan shalih, serta adil. Berdasar hadits dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika kalian melihat hilal (Ramadhan) maka berpuasalah kalian, dan jika kalian melihat hilal (Syawwal) maka berbukalah! Dan jika hilal tertutup oleh awan, maka sempurnakanlah bilangan (Sya’ban atau Ramadhan) tiga puluh hari.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Al-Qur’an dan As-sunnah sudah jelaslah sikap yang harus diambil oleh kaum muslimin. Banyak saksi mata dari kalangan ulama, pakar astronomi, dan masyarakat yang melihat dengan mata kepala mereka hilal Syawal pada hari Senin petang di Arab Saudi bagian tengah. Mereka bersaksi dan kesaksian mereka diterima oleh departemen wakaf, dakwah, dan irsyad; mahkamah syari’ah, dan haiah kibaril ulama (majelis ulama senior). Maka kesaksian mereka diterima dan pengumuman resmi lembaga-lembaga resmi Saudi juga diterima oleh kaum muslimin.

Dengan contoh nyata dari Nabi SAW dalam hadits di atas, maka jelas bahwa kesaksian para saksi muslim yang berakal sehat, baligh, dan shalih tidak fasiq tersebut wajib diterima. Setelah itu tidak ada ruang lagi untuk berdebat dan melemparkan tuduhan-tuduhan.

Ketujuh, cerita yang berdasar ‘konon’ bahwa pemerintah Saudi membayar kafarat sebesar 1 milyar real atas ‘kesalahan’ penetapan 1 Syawal 1432 H. Syariat Islam memerintahkan umatnya (QS. Al-Hujurat : 6) untuk melakukan klarifikasi sebelum menerima atau menolak berita yang dibawa oleh orang yang tidak jelas. Hadits shahih juga melarang kita menerima berita yang berdasar qiila wa qaala (konon katanya). Bila kita mengikuti berita di berbagai media massa di Saudi, maka bisa dipastikan cerita ‘konon’ versi Kompasiana di atas seratus persen bohong. Bukan saja pemerintah Saudi tidak membayar kafarah 1 miliar real, bahkan pernyataan resmi lembaga-lembaga resmi Saudi menolak pernyataan badan astronomi Jedah.

Mufti Kerajaan Saudi Arabia, syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh dalam tulisannya di Koran Al-Madenah menegaskan: “Sesungguhnya orang-orang yang membuat keragu-raguan tentang kebenaran telah masuknya Idul fithri adalah para pendusta dan pembuat kebohongan atas sunnah Al-Mushtafa (Nabi Muhammad) SAW.” Ia juga menegaskan kekeliruan klaim badan astronomi Jedah dengan mengatakan, “Sesungguhnya perkataan ini dengan sifat seperti ini menyelisihi hukum Allah dan hukum Rasul-Nya yang mulia yang mengajak untuk melakukan shaum bulan Ramadhan yang penuh berkah karena melihat hilal dan berbuka juga karena melihat hilal. Sesungguhnya penetapan telah masuknya idul fithri sudah berdasarkan kesaksian para saksi yang adil (shalih tidak fasik) yang tsiqah (terpercaya) yang telah melihat hilal secara langsung.

Syaikh Abdullah Al-Mani’, anggota haiah kibaril Ulama Saudi, menegaskan sebagaimana dilansir oleh islamtoday.net, Kamis 1 September 2011, “Jika dua orang saksi yang adil telah datang kepada kita memberi kesaksian bahwa keduanya telah melihat hilal pada hari Senin petang tanggal 29 Ramadhan, maka wajib bagi kita menerima kesaksian keduanya dan mengamalkannya. Karena dua perhitungan telah bersepakat atas kebenaran melihat hilal, yaitu perhitungan falak (astronomi) dan tata cara syariah.” Ia juga menambahkan, “Pendapat yang menyatakan bahwa hilal tidak mungkin bisa dilihat tidak bisa dianggap (dipertimbangkan), karena hal itu berarti membatasi kekuasaan Allah dan karunia-Nya kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya dengan kekuatan pandangan mata.”

Kedelapan, klaim badan astronomi Jedah bahwa apa yang dilihat oleh saksi mata adalah planet saturnus bukan bulan adalah klaim yang menggelikan. Mungkin lelucon ini akan diterima oleh para pemirsa lawak. Namun bagaimana dengan para ulama dan pakar astronomi yang telah berpengalaman puluhan tahun dalam bidang ru’yatul hilal? Apakah mereka tetap tidak bisa membedakan antara bulan dan planet saturnus? Bagaimana pihak yang tidak ada di tempat dan tidak menyaksikan benda yang dilihat oleh pihak-pihak lain dan di tempat lain bisa melakukan lawakan konyol seperti itu?

Cukuplah kita kutip di sini pernyataan Dr. Hasan Bashirah, ketua bidang astronomi Universitas King Abdul Aziz Jedah, yang dimuat oleh alarabiya.net, “Adapun orang-orang yang mengawasi hilal dari kalangan para spesialis yang telah berpengalaman luas, maka mereka memiliki kemampuan handal dalam membedakan antara bulan sabit dengan bulan dan bintang-bintang lainnya. Jarang sekali mereka mengalami kegoncangan atau pencampur adukan.”

Kaum muslimin dan para pembaca budiman…
Inilah beberapa hal yang layak kita cermati dari tulisan saudara Jiddan di Kompasiana di atas. Nampak jelas bahwa tulisan itu tendensius, tidak obyektif, manipulatif, dan —maaf-maaf— memuat kebohongan besar.

Apapun yang terjadi, hari idul Fitri sudah dirayakan di seluruh dunia. Kita semua, kaum muslimin, hari-hari ini masih dalam suasana gembira idul fitri. Di Indonesia sendiri, ormas Islam Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1432 H jatuh para hari Selasa berdasar ilmu hisab (astronomi). Selain itu, lebih dari sepuluh orang saksi mata dari lajnah falakiyah MMI (Majelis Mujahidin Indonesia) wilayah Jakarta dan FPI Pusat (Front Pembela Islam) telah melihat hilal pada Senin petang di pantai Cakung. Laporan hilal juga terlihat di Jepara. Para saksi dari tempat pengamatan hilal di Cakung telah disumpah di hadapan para ulama dan Depag. Namun Depag akhirnya menolak kesaksian mereka. Apakah karena wakil resmi pemerintah tersebut khawatir dianggap ‘membebek’ kepada organisasi Islam ‘garis keras’? Wallahu a’lam.

Hal yang pasti, sepuluh orang saksi yang muslim, berakal sehat, berusia baligh, tsiqah (bisa dipercaya) dan adil (shalih tidak fasik) sudah lebih dari cukup untuk menetapkan bahwa 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari Selasa. Apalagi, hilal pada hari Senin petang juga terlihat di berbagai negara lain, dan perhitungan ilmu astronomi para pakar di berbagai negara juga mendukungnya. Tidak ada alasan untuk meragukan fakta itu.

Selamat hari raya idul fithri 1432 H, taqabballallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan kami kepada Anda dan segenap kaum muslimin lainnya.
Wallahu a’lam bish-shawab.

(Muhib al-Majdi/Arrahmah.com)

Source : http://arrahmah.com/read/2011/09/01/15025-polemik-1-syawwal-1432-h-jiddan-kompasiana-harus-minta-maaf.html

Senin, 29 Agustus 2011

Damba Cinta-Mu

Ilahi, aku bukalah ahli sorga..
Namun aku tak mampu menahan panasnya api neraka..

Ya ALLAH, terimalah taubatku dan ampuni dosa-dosaku..
Karena sesungguhnya ENGKAULAH MAHA PENGAMPUN segala dosa..
Dosa-dosaku tak terhitung bagaikan butiran pasir..
Terimalah taubatku ini, Ya ALLAH...

Umurku berkurang setiap hari..
Sementara dosa-dosaku bertambah, bertambah dan bertambah hingga aku tak mampu memikulnya..
Ilahi, inilah aku hamba-Mu yang penuh dosa datang kepada-Mu..
Mengakui dosa-dosa dan bersimpuh merintih memanggil-Mu..
Maka, jika ENGKAU ampuni dosa-dosaku,
sesungguhnya ENGKAULAH yang berhak mengampuni segala dosa..

Namun bila ENGKAU tolak do'aku, taubatku, permohonan maafku,
kepada siapa lagi aku, hamba-Mu ini mesti berharap.......

*Renungan dari seorang Kawan :'(

Lagi-lagi Tentang Perbedaan

Dari kedua hari berbeda yang ditetapkan baik oleh Pemerintah atau Ormas Islam tertentu sebagai Idul Fitri, memang salah satu diantaranya pasti ada yang benar. Karena tidak mungkin 1 syawal jatuh pada dua hari berturut-turut.
Tapi siapa yang tahu mana yang benar-benar haq kecuali Allah Yang Maha Tahu?

Yang mampu kita lakukan sebagai manusia yang penuh keterbatasan, adalah berusaha mencari tahu kapan jatuhnya 1 syawal dengan tepat sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah, yaitu Hisab atau Ru’yah.

Kalau memang hasilnya berbeda, yasudah yakini saja yang menurut kita benar. Dan gak usah mendramatisir perbedaan, karena perbedaan itu rahmat, bukan jadi jurang pemisah bagi sesama umat Islam.

Seandainya memang yang kita yakini itu pun ternyata salah, kembalikan semua pada Allah SWT. Dosa atau tidaknya, Allah SWT yang berhak menilai.

Yakini aja, dalam penetapan 1 syawal oleh Pemerintah dan Ormas Islam tertentu itu, mereka udah melakukannya sebaik mungkin. Jika memang ada khilaf yang terjadi, mengingat begitu terbatasnya kemampuan manusia, sekali lagi kembalikan semua pada Allah SWT.. 


Bukankah Allah SWT berfirman,
“Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf kepadanya,
tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu.
Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

(QS. Al-Ahzab : 5)



*Terinspirasi dari MetroTV

Sabtu, 27 Agustus 2011

Dietnya Chelsea



Nulis ini sebenernya malu eh :D

Tapi kayaknya sesuatu yang menarik untuk ditulis (kayaknya tapi hehe)
Jadi saya itu dari kecil termasuk anak gendut, gak pernah kurus (kecuali pas habis operasi usus buntu agak kurusan). Emang udah buanyak banget yang komen suruh diet, suruh olahraga, pokoknya ngurusin gitu, tapi saya belum ada motivasi sama sekali -__-
So kalo diet tu pasti mah gagal melulu huhuhuhu

Alhasil karena terus meremehkan, beratku naik terus tak terkendali. Aku terakhir timbang pas naikkelas 3 SMA, berat badanku 70 kg (tinggi 155 cm). Bayangkan kelebihan berapa kilo coba aku ini @@

Tapi yah, waktu itu gak terlalu pusing mikirin berat badan. Cos emang lagi sibuk-sibuknya ngurus Pensi smada sama ketekan bayang-bayang UN dan SNMPTN. Padahal biasanya kalo orang yang banyak kerjaan dan pikiran kan kurus ya, tapi dasare Chelsea Vidia Sanjaya, bukannya kurusan malah gemukan. Soalnya kalo aku stres malah tak banyakin aja makanku huahahaha :D Kerasa banget seragamku pada jadi tambah sempit. Pak Muryat, Guru Kimiaku, setiap ketemu aku di luar kelas (bener-bener setiap ketemu), selalu bilang, "Bukannya tambah tinggi tapi malah tambah lebar." #Eaaaaaaaaaaaaaa

Janjiku pada beliau, "Bener, Pak. Kuliah saya kurus. Bener, Pak." Pak Muryat ketawa dan ngendika, "Bener ya. Saya tunggu."

Hari-hari berlalu, dan wow! Tebaklah berat saya jadi berapa akhirnya!
Aku shock dan sakit hati banget >.<
Buayangkan, pas tes kesehatan di UMY, berat badanku 79 kg! Istighfar-istighfar.. -_-

Pas pulang Madiun, mamaku bertitah, "Pokoknya liburan ini harus diet! Harus kurus! Pokoknya harus!"

Ah tidak, akan jadi hari-hari berat buatku.................................................................................

Jadilah saya dibawa ke dokter buat kontrol, yang jelas ideal saya itu 50-55 kg. Inilah program diet saya:

1. Makan sehari dua kali (pagi sama siang)
2. Tiap makan, nasinya 3 sendok makan (Innalillah -_-), sayur buanyakin, lauknya 1 aja.
3. No mi, no bakso, no ice cream, no coklat, no duren, no alpokat, no mangga, pokoknya no makanan berlemak, bersanten, dan bermanis.
4. Olahraga juga yang teratur.
5. Kalo luaper per per buanget, jangan nasi, pokoknya jangan karbohidrat. Makanin aja sayur dan buah, buanyak sebanyak-banyaknya aja kagak apa-apa. Yang penting sayur atau buah yang non manis dan lemak :D

(Oh ya rahasia nih, hwahahaha, sebenere aku buat sebuah hari yang dinamakan, "CHEATING DAY" alias Hari Curang. Jadi dalam seminggu ada satu hari dimana aku boleh makan makanan yang terlarang itu. Soalnya stres kali ya diet gitu, jadi harus ada "refreshing" sesekali)

Seminggu sekali aku harus kontrol dokter, dilihat perkembangannya, turun berapa kilo gitu udahan. Dalam sebulan pertama, aku berhasil nurunin 10 kg. Tapi dalam sebulan kedua, wes macet -_- Seminggu cuma turun sekilo bahkan pernah gak bisa turun.

Bulan Ramadhan ini aja gak turun sama sekali, cuma bisa turun 3 kg itu pun pas lagi gak puasa.

So terhitung mulai 21 Mei 2011 sampai sekarang, detik ini, total berat badanku yang turun yaitu 20 kg. Sekarang aku ada dikisaran 58-59.

Emang kelihatan banget perubahanku (kecuali bagi yang tiap hari atau sering ketemu aku hehe.) Yang udah tau dulu aku segemuk apa, kaget lihat aku yang sekarang. Tapi bagi yang belum pernah ketemu aku, tetep nganggep aku orang gemuk. Karena memang masih belum mencapai berat badan ideal.

Sekarang mentok nih di titik jenuh, susaaaahhhhh buanget turunnya.
Haaa, semangatlah kalo begitu ya, Che -.-b 



Hikmah : Peringatan Allah buat aku udah cukup terang. Yang aku kena usus buntu, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan lain sebagainyadeh pokoknya berhubungan sama perut, hahadeh -_-

Sekarang walau makan cuma 3 sendok, aku jadi jarang sakit perut kayak dulu. Makan 3 sendok nasi itu bukan bikin laper kok, tapi ngajarin aku yang dulunya suka berlebihan, buat "sewajarnya" aja. Walau emang awalnya itu menyakitkan dan penuh perjuangan >.< (apalagi kalo pas malem, lapernya wes gak nuahan), sekarang jadi terbiasa makan cukup dengan 3 sendok nasi. Semoga peringatan Allah buatku ini bisa nyadarin aku untuk seterusnya. Karena takutnya pas kuliah malah LOS ae yo podho ae hehehe :D

“Jauhilah olehmu mengisi perut dengan penuh terhadap makanan dan minuman, sebab mengisi perut dengan penuh akan membahayakan tubuh dan menyebabkan malas shalat.” (H.R. Bukhari)

Jumat, 26 Agustus 2011

Jihad Cinta

Cintailah seseorang itu secara diam-diam, seperti kisah cinta suci Saidatina Fatimah r.a dan Saidina Ali k.w, yang akhirnya Allah pertemukan juga. Sesungguhnya mereka yang mencintai secara diam itu sedang berjihad. Berjihad menentang kehendak diri. Menundukkan nafsu hati.
Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya : “Orang yang berjihad itu ialah mereka yang berjihad menentang nafsunya”. (Riwayat al-Bukhari)
Ketika pulang dari sebuah perang, seorang sahabat Rasulullah berkata: “Sungguh kita baru pulang dari suatu perang besar.” Namun Rasulullah menjawab: “Tidak, kita baru pulang dari suatu perang kecil !” Sahabat yang keheranan pun bertanya: “Kalau perang sebesar ini disebut sebagai perang kecil lalu perang yang manakah yang besar?” “Jihad melawan hawa nafsu (jihad al-nafs)” jawab Nabi saw ringkas.
Source : http://sidratulmuntaha.tumblr.com/

*Pada hatiku, kumohon tunduklah sekali lagi

Surah Yasin

“Sungguh aku menginginkan Yasin berada di dalam hati setiap insan dari umatku.”
Hadis Nabi.
(Copas dari bukunya Ahmad Chodjim,
Menerapkan Keajaiban Surat Yasin dalam Kehidupan Sehari-hari,
pas bagian Pendahuluannya)

Pertama, Ibu teman saya suatu hari sakit dan dirawatinapkan di salah satu rumah sakit di Malang. Beberapa hari kemudian ibu teman saya itu mengalami koma. Setelah ditangani secara serius oleh dokter dan petugas medis di rumah sakit tersebut, ternyata komanya semakin kritis. Akhirnya, pihak rumah sakit menyerahkan pada anggota keluarga teman saya, ibu tersebut dirawatinapkan atau dibawa pulang.
Anak-anaknya memilih untuk melakukan rawat inap bagi ibu mereka yang sedang koma tersebut. Nah, setiap anaknya mendapatkan giliran tugas untuk menjaga ibu mereka yang sedang dalam keadaan kritis itu. Setiap yang mendapatkan giliran jaga, membacakan seluruh ayat Surat yasin, dan setiap kali selesai dibaca lagi dan lagi. Artinya, selama 24 jam jaga ibu tersebut tak pernah putus dibacakan Surah Yasin. Setelah seminggu dibacakan surah ini, ibu teman saya itu terjaga. Dan, akhirnya ibu tersebut masih hidup sehat hingga lebih dari lima tahun.

Ternyata, kekuatan yang dihasilkan dari membacakan Surah Yasin untuk orang yang sedang koma, mampu membuatnya sadar kembali. Orang yang sudah koma berat, bisa dibangunkan dan hidup normal kembali dengan energi metafisis yang timbul dari pembacaan surah ini yang tak pernah terputus. Dalam hal ini, pembacaanya harus disertai dengan ketenangan batin dan keyakinan yang kuat akan datangnya pertolongan Allah dengan membacanya.

Kedua, pengalaman pribadi Prof. Dr. Hamka ketika mendampingi orang yang sakit dalam kondisi sangat kritis dan sulit diharapkan kesembuhannya. Mulutnya terkunci sehingga sulit untuk dituntun mengucapkan kalimat syahadat. Maka, beliau membacakan Surah Yasin dengan suara yang tenang dan penuh khusyuk dan haru, dan mengharap serta memohon kepada Tuhan; jika memang telah waktunya agar ia jangan dibiarkan terlalu lama menderita. Sejak ayat pertama dibacanya, si sakit tidak mengempas-empas lagi, kian lama kian tenang.

Tatkala beliau membaca Surah Yasin ini sampai pada ayat 77 yang bunyinya, “Awalam yaral insanu anna khalaqnahu min nutfatin faidza huwa khashimun mubin.” Yang artinya, “Apakah manusia tidak memerhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes nutfah, maka tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” Ketika bacaan sampai di ujung ayat tersebut, sampai di situ pulalah napas terakhirnya.

Ketiga, dalam hadis disebutkan bahwa Surah Yasin amat berguna untuk dibacakan kepada “maut” diantara kita. Sebenarnya kata ini bisa ditujukan kepada orang yang akan mati, orang yang sedang mengalami kematian sementara atau koma, orang yang memang sudah meninggal, dan orang-orang yang mati kesadarannya. 

Kamis, 25 Agustus 2011

Diriku yang Tertatih


Kala iman dicabut dengan tiba-tiba
Hingga sirna cahaya dalam hatinya
Yang melenakan ia bersama dunia

Kala hidayah dihujamkan tanpa disangka
Hingga teranglah cahaya dalam hatinya
Yang menuntun ia menuju ridho Sang Kuasa

Sesungguhnya..
Aku adalah seorang lemah,
lagi tiada daya..

Suatu saat..
Aku menikmati tenangnya hatiku
Deras air mataku
Takutku akan murka-Mu
Seluruh cintaku pada-Mu

Suatu saat pula..
Hatiku resah dan terlupa
Tergila-gila akan dunia
Terlena akan segalanya

Kemanakah aku harus memanggil-Mu kembali?
Ketika masih bisu dan tuli saja hati ini
Kemanakah aku harus mencari-Mu kembali?
Ketika masih saja buta hati ini

Jika Kau berpaling padaku, lalu kemana aku harus berlabuh?
Kemana aku harus mengadukan perihal lemahnya imanku?
Kepada siapa lagi aku mampu menggantungkan semua harapanku?

Wahai Yang Maha Membuka Hati, ya Fattaah..
Perkenankanlah Engkau menghidupkan kembali sekeping hatiku yang tersisa..
Menghadirkan kembali secercah iman dalam dada, seperti firman-Mu dalam Al-Qur'an,

"Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan
menjadikan iman itu indah dalam hatimu," QS. AL-Hujurat : 7 

 
Hilangkah sudah cahaya imanku ini
Sungguh diriku tertatih saat ini